Mengenal Seluk-Beluk Emoji dan Asal Mulanya

Assemblr Blog
5 min readJul 16, 2021

--

Saat ini, emoji menjadi bagian penting bagi kita dalam berkomunikasi. Dengan menggunakan emoji, kita bisa mengekspresikan kata, perasaan, dan keadaan tanpa harus panjang lebar mengetiknya. Selain itu, emoji juga menjadi salah satu bentuk pesan yang membuat komunikasi jadi lebih interaktif.

Coba bayangkan, apa jadinya kalau tidak ada emoji di smartphone kita? Pastinya, chatting akan terasa jauh lebih hambar. Mengucapkan terima kasih tidak akan lengkap tanpa 🙏🏼 di akhir kalimat, dan mengungkapkan kasih sayang pun jadi terlihat lebih ekspresif dengan ❤️ sebagai pemanis.

Diambil dari bahasa Jepang, emoji terdiri dari dua kata: eh yang berarti gambar dan mōji berarti huruf atau karakter. Jika digabungkan, kedua kata tersebut memiliki makna piktogram atau karakter gambar.

Saking populernya, emoji bahkan memiliki hari yang didedikasikan khusus untuk merayakan keberadaannya. Hari Emoji Sedunia, begitu namanya, pertama kali dirayakan pada tanggal 17 Juli 2014. Tanggal tersebut dipilih karena 17 Juli merupakan tanggal yang ditampilkan pada Emoji Kalender 📅 .

Dalam rangka merayakan Hari Emoji Sedunia di esok hari, yuk kita kilas balik awal munculnya emoji hingga saat ini!

Foto: Domingo Alvarez (Unsplash)

Emotikon pertama: Antara sengaja & tidak sengaja

Foto: The FontGear Blog

Percaya atau tidak, The New York Times adalah pelopor lahirnya emoji hingga saat ini. Bagaimana tidak, pada bulan Agustus 1862, mereka menggunakan emotikon :) saat mencetak salinan transkrip pidato Presiden Abraham Lincoln. Namun, meskipun hal tersebut merupakan kesalahan cetak, ini menjadi awal mula sejarah penggunaan emotikon.

Hampir 20 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1881, akhirnya penggunaan emotikon pun mulai digunakan secara “sengaja”. Puck, majalah satir asal Amerika, memasukkan beberapa emotikon dalam penerbitannya yang berjudul Typographical Art. Menggunakan tipografi, emotikon-emotikon tersebut menggambarkan beberapa ekspresi manusia seperti Joy, Melancholy, Indifference, dan Astonishment.

Kaomoji & peluncuran emoji secara resmi

Foto: Kaomoji

Emoji telah populer sejak pertama kali muncul di ponsel Jepang pada akhir tahun 90-an. Hal ini terjadi karena sejak 4 tahun sebelumnya kaomoji mulai banyak digunakan di Jepang.

Kaomoji merupakan emoji yang menggunakan karakter katakana. Berbeda dengan emoji versi barat yang berfokus pada ekspresi bibir, kaomoji lebih berfokus pada ekspresi bagian mata. Konon, alasannya sendiri karena orang Jepang percaya bahwa mata merepresentasikan jiwa manusia.

Sejak kaomoji merebak cukup luas di Jepang, muncullah emoji yang wujudnya kurang lebih kita kenal sekarang. Pada tahun 1999, seorang seniman Jepang bernama Shigetaka Kurita menciptakan set pertama emoji yang terdiri dari 176 macam karakter, mulai dari cuaca, lalu lintas, teknologi, dan waktu.

Foto: Design is Fine

Bahkan, di tahun 2016, Museum of Modern Art di New York, mengkategorikan emoji sebagai seni, mereka menambahkan 176 emoji orisinil yang diciptakan oleh Shigetaka Kurita ke dalam koleksi permanennya.

Emoji mulai banyak digunakan

Foto: Denis Cherkashin (Unsplash)

Memasuki tahun 2007, Google mulai memasukan emoji ke dalam Gmail sebagai bentuk perluasan mereka di wilayah Jepang dan Asia. Satu tahun kemudian, Google resmi meluncurkan 79 emoji buatannya di Gmail yang hanya dapat diakses oleh pengguna tiga operator telekomunikasi teratas Jepang.

Tak hanya Google, Apple pun berusaha keras untuk mengadopsi emoji ke dalam sistemnya. Pada November 2008, bersamaan dengan rilisnya iOS 2.2, Apple memperkenalkan emoji versi mereka yang bisa dipakai oleh pengguna SoftBank di Jepang. Meskipun begitu, emoji tersebut tetap bisa digunakan oleh pengguna dari negara lain menggunakan aplikasi terpisah yang tersedia di App Store.

Pada Okober 2010, emoji pun secara resmi diterima di Unicode Standard. Unicode sendiri merupakan standar pengodean universal yang dikelola oleh Consorcium Unicode, dan berperan sebagai pengawas standar dan penanggung jawab setiap perilisan emoji.

Setahun kemudian, Apple akhirnya memberi kemudahan kepada pengguna iOS untuk menggunakan emoji dengan menambahkan keyboard emoji dalam update iOS 5.

Munculnya berbagai emoji

Foto: wu yi (Unsplash)

Seiring berjalannya waktu, Unicode pun terus menambahkan emoji baru. Pada tahun 2015, saat merilis Unicode 8.0, beberapa emoji pun hadir dengan 5 warna kulit berbeda, sehingga kita bisa memilih dan mengganti warnanya dengan mudah.

Pada November 2016, Unicode juga merilis emoji wanita berhijab, sehingga emoji menjadi lebih inklusif, lalu diikuti dengan perilisan emoji yang merepresentasikan kaum disabilitas, netral gender, dan simbol-simbol kebudayaan pada tahun 2019.

Memasuki tahun 2017, iOS 11 memperkenalkan face-tracked emoji yang diberi nama Animoji. Sejak awal debutnya, koleksi emoji Apple terus berkembang, bahkan selalu ditambah saat pembaruan sistem iOS Apple.

Foto: Szabo Viktor (Unsplash)

Begitulah sejarah dari emoji. Terhitung di tahun 2020, terdapat sekitar 3.000 emoji yang telah dirilis dalam blok emoji, dan ke depannya pasti akan terus bertambah seiring tren-tren dan situasi yang akan datang.

Konon kabarnya, di tahun 2022, kita juga akan memiliki tambahan 107 emoji. Salah satunya adalah emoji dengan gestur tangan yang membentuk hati dan dipopulerkan oleh para idol K-Pop.

Untuk merayakan Hari Emoji Sedunia, yuk coba kirimkan pesan kepada teman-temanmu hanya dengan emoji dan tanpa teks! Selain itu, kamu juga bisa memasukan emoji image 2D di aplikasi Assemblr. Dengan teknologi augmented reality, dijamin emoji akan terlihat menjadi lebih nyata!

Assemblr EDU percaya bahwa semua orang bisa menyulap pendidikan menjadi lebih menyenangkan dan interaktif dengan menggunakan teknologi augemented reality (AR). Tertarik untuk membuka berbagai peluang untuk kegiatan belajar Anda? Unduh Assemblr EDU sekarang, tersedia di App Store and Play Store!

--

--

Assemblr Blog

Catch up on the latest news about Assemblr, augmented reality insights, educational tips, and the people behind our platform.